STOP! Jangan Lakukan Marketing Sebelum Baca Ini!

Hei, tunggu dulu! Sebelum lo pasang marketing iklan, bikin konten promosi, atau bakar duit buat endorse selebgram, BACA ARTIKEL INI DULU! Seriously, 10 menit baca ini bisa selamatkan lo dari buang-buang puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Gue tau lo excited pengen langsung jualan. Produk udah siap, modal udah ada, semangat membara. Tapi percaya deh, marketing tanpa fondasi yang bener itu sama aja kayak bangun rumah tanpa pondasi—cepat atau lambat bakal roboh.

Udah terlalu banyak gue liat pengusaha yang terburu-buru, ujung-ujungnya malah boncos dan frustrasi. “Kok iklan gue nggak ada yang beli?” atau “Udah bayar influencer mahal, kok nggak laku juga?” Sound familiar?

Kesalahan #1: Belum Tau Siapa Pelanggan Lo Sebenarnya

Ini kesalahan paling dasar tapi paling sering terjadi. “Ah, produk gue cocok buat semua orang kok!” SALAH BESAR!

marketing

Kenapa Ini Bahaya?

Ketika target lo “semua orang,” sebenernya lo nggak punya target sama sekali. Pesan marketing lo jadi generik, nggak mengena ke siapa-siapa. Kayak teriak di stadion penuh orang tapi nggak ada yang noleh.

Bayangin lo jualan skincare. Kebutuhan remaja 17 tahun beda banget sama ibu-ibu 40 tahun. Bahasa yang dipake beda, masalah kulit yang dihadapi beda, daya beli beda, platform sosmed yang sering dibuka juga beda. Kalau lo coba sasar dua-duanya sekaligus dengan satu pesan yang sama? Nggak nyambung ke keduanya.

Baca juga: 6 Langkah Mudah Live Shopee Untuk Pemula

Yang Harus Lo Lakukan Dulu

Bikin Profil Pelanggan Ideal (Customer Avatar)

Ini bukan sekadar “target market gue perempuan usia 20-35 tahun.” Terlalu umum! Lo harus detail banget:

  • Demografi: Usia spesifik (misal 25-30 tahun), jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan, penghasilan berapa
  • Psikografi: Hobi apa, nilai-nilai hidup yang dipegang, mimpi dan aspirasi mereka
  • Masalah: Apa sih yang bikin mereka susah tidur malem? Apa yang mereka keluhkan?
  • Perilaku: Platform sosmed apa yang sering dibuka, jam berapa online, konten apa yang mereka suka
  • Keputusan Pembelian: Apa yang mempengaruhi mereka beli atau nggak beli sesuatu

Contoh yang Salah: “Target market gue adalah wanita usia 20-40 tahun yang suka fashion.”

Contoh yang Bener: “Target market gue adalah Sari, 28 tahun, kerja kantoran di Jakarta Selatan, gaji 8-12 juta. Dia aktif di Instagram dan TikTok, suka konten fashion dan makeup tutorial. Masalahnya: sulit cari outfit kantoran yang stylish tapi harganya terjangkau. Dia sering beli online karena nggak ada waktu ke mall. Keputusan belinya dipengaruhi sama review dan testimoni dari orang lain.”

See the difference? Dengan profil yang detail, lo bisa bikin pesan marketing yang nyentuh langsung ke hati Sari.

Tips Praktis

  • Ngobrol langsung sama minimal 10 calon pelanggan. Tanya apa masalah mereka, apa yang mereka cari
  • Stalk (secara sehat) akun sosmed target market lo. Liat mereka follow siapa, komen di mana, share konten apa
  • Join grup atau komunitas dimana target market lo nongkrong
  • Bikin survey sederhana lewat Google Form

Nggak usah perfect dari awal. Lo bisa refine profil ini seiring waktu. Yang penting START dengan profil yang jelas, bukan “semua orang.”

Kesalahan #2: Langsung Jualan Tanpa Kasih Nilai Dulu

Ini nih yang bikin banyak bisnis ditinggalin sebelum sempet take off. Begitu akun sosmed jadi, langsung isinya promosi semua. “Ready stock!” “Promo diskon!” “Order sekarang!”

Kenapa Ini Bikin Orang Kabur?

Bayangin lo baru kenal sama seseorang, belum ngobrol apa-apa, tiba-tiba dia nawarin jualan. Gimana perasaan lo? Uncomfortable kan?

Sama halnya di marketing. Orang belum kenal siapa lo, belum trust, belum tau produk lo solusi buat masalah mereka atau nggak—udah dipaksa beli. Ya mereka kabur lah!

Prinsip yang Harus Lo Pegang: Kasih Dulu, Baru Minta

Ini konsep yang powerful banget tapi jarang dipraktekkin. Kasih nilai, informasi, hiburan, atau solusi ke calon pelanggan lo DULU, sebelum lo minta mereka beli.

Contoh Aplikasi:

Misal lo jualan alat fitness di rumah. Jangan langsung posting “Promo dumbell cuma 200ribu!” terus.

Kasih konten yang valuable:

  • Tips olahraga di rumah untuk pemula
  • Gerakan-gerakan yang efektif bakar kalori
  • Kesalahan umum saat workout yang harus dihindari
  • Motivasi dan transformasi story
  • Tutorial video cara pake alat dengan benar

Setelah lo konsisten kasih konten kayak gini, audience lo mulai kenal lo, trust lo sebagai ahli di bidang ini, dan ngerasa “wah, konten gratisnya aja udah se-helpful ini, produknya pasti bagus.” BARU lo promosi, mereka lebih receptive.

Formula Konten yang Manjur

Aturan 80/20 atau bahkan 90/10:

  • 80-90% konten lo adalah edukasi, hiburan, inspirasi
  • 10-20% konten promosi

Atau bisa pakai formula lain:

  • Educate (konten edukasi)
  • Entertain (konten menghibur)
  • Engage (konten yang ajak interaksi)
  • Promote (konten jualan)

Rotasi keempat jenis konten ini, dengan promosi paling sedikit porsinya.

Tapi Kok Nggak Langsung Dapet Cuan?

Iya, emang nggak instant. Tapi ini investment jangka panjang yang hasilnya jauh lebih sustainable. Lo lagi bangun trust dan authority. Ketika trust udah terbangun, jualan jadi jauh lebih gampang.

Think of it this way: mending lo punya 1000 followers yang engaged dan percaya sama lo, atau 10,000 followers yang nggak peduli dan nggak bakal beli?

Kesalahan #3: Nggak Riset Kompetitor

“Ah, produk gue unique, nggak ada yang jual kayak gini.” Famous last words dari banyak bisnis yang gagal.

Realita Check

Kecuali lo nemuin penicillin atau bikin iPhone pertama di dunia, kemungkinan besar ada kompetitor yang jualan produk serupa atau solve masalah yang sama.

Dan itu BUKAN hal buruk! Adanya kompetitor justru proof bahwa ada market untuk produk lo. Yang jadi masalah adalah kalau lo nggak riset mereka.

Kenapa Riset Kompetitor Penting?

Belajar dari Kesalahan Mereka: Lo bisa liat apa yang nggak work, hindari kesalahan yang sama

Steal Strategi yang Bagus: Liat apa yang berhasil untuk mereka, replicate dengan twist lo sendiri

Nemuin Gap di Market: Apa yang mereka nggak tawarkan? Ini bisa jadi diferensiasi lo

Benchmark Harga: Apakah harga lo kompetitif atau terlalu mahal/murah?

Pahami Customer Expectations: Dari review dan komplain di produk kompetitor, lo tau apa yang customer expect dan keluhkan

Baca juga: 13 Perbedaan Kirim Barang Reguler dan Express

Cara Riset Kompetitor (Tanpa Jadi Stalker Creepy)

  1. Identifikasi 5-10 Kompetitor Utama Bisa yang langsung (jual produk yang sama persis) atau indirect (solve masalah yang sama dengan cara berbeda)
  2. Analisis Sosial Media Mereka
  • Berapa follower mereka?
  • Konten apa yang paling banyak engage?
  • Gimana mereka komunikasi dengan customer?
  • Seberapa sering mereka posting?
  • Gimana visual dan tone of voice mereka?
  1. Baca Review dan Testimoni Ini GOLD MINE! Lo bisa tau:
  • Apa yang customer suka dari mereka (lo harus punya juga)
  • Apa yang customer komplain (lo bisa jadi lebih baik di area ini)
  1. Mystery Shopping Coba beli produk mereka. Experience customer journey mereka gimana? Dari order, pembayaran, pengiriman, sampai after-sales service. Lo bisa belajar banyak dari sini.
  2. Analisis Website dan Iklan Mereka
  • Pesan marketing mereka apa?
  • Unique selling point mereka apa?
  • Platform iklan apa yang mereka pakai?
  • Desain dan copywriting mereka gimana?

Yang Penting: Jangan Jadi Photocopy!

Riset bukan berarti lo jiplak mentah-mentah. Lo ambil insight, belajar, terus bikin strategi lo sendiri yang BETTER.

Kalau lo cuma jadi versi murah atau tiruan dari kompetitor, kenapa orang harus beli dari lo? Nemuin dan komunikasikan keunikan lo!

Kesalahan #4: Budget Marketing Tanpa Rencana Jelas

“Yaudah, gue coba aja dulu iklan di Instagram 500 ribu.” Atau “Gue bayar influencer ini sejuta, kayaknya follower-nya banyak.”

Masalah dengan Pendekatan Ini

Lo basically gambling dengan duit lo. Nggak ada strategi, nggak ada pengukuran, nggak ada evaluasi. Kalau berhasil, lo nggak tau kenapa. Kalau gagal, lo juga nggak tau kenapa.

Sebelum Bakar Duit untuk Iklan, Jawab Ini:

  1. Tujuan Lo Apa?
  • Mau naikin awareness? (banyak yang tau brand lo)
  • Mau dapet followers/traffic?
  • Mau langsung dapet penjualan?
  • Mau ngumpulin data pelanggan?

Setiap tujuan butuh strategi dan platform yang beda.

  1. Siapa yang Mau Lo Target? Balik lagi ke customer avatar tadi. Jangan asal sembarang orang.
  2. Budget Lo Berapa dan Untuk Apa? Misal budget marketing lo 5 juta:
  • 2 juta untuk konten (fotografi produk, design, video)
  • 1,5 juta untuk iklan berbayar
  • 1 juta untuk kolaborasi atau influencer
  • 500 ribu untuk tools (aplikasi design, scheduling tool, dll)

Jangan asal alokasiin tanpa mikir ROI (return on investment).

  1. Platform Mana yang Paling Efektif? Jangan di mana-mana sekaligus. Pilih 1-2 platform yang paling banyak target market lo ada di sana.

Target market lo remaja? TikTok dan Instagram. Professional atau B2B? LinkedIn. Ibu-ibu? Facebook dan Instagram.

  1. Gimana Lo Ukur Keberhasilan? Tentuin metrics yang jelas:
  • Berapa klik yang harus didapat?
  • Berapa penjualan yang diharapkan?
  • Berapa cost per acquisition yang acceptable?

Tanpa measurement, lo nggak bisa improve.

Start Small, Test, Scale

Jangan langsung all-in 10 juta ke satu kampanye. Start dengan budget kecil (500 ribu – 1 juta), test berbagai approach, liat mana yang paling efektif, BARU scale up budget ke approach yang berhasil.

Kesalahan #5: Expecting Hasil Instant

“Kok udah 2 minggu iklan nggak ada yang beli ya?” atau “Posting konten seminggu nggak ada yang viral.”

marketing
 

Reality Check: Marketing Itu Bukan Sulap

Sorry to break it to you, tapi marketing bukan magic wand yang sekali cabut langsung untung. Ini proses yang butuh waktu, konsistensi, dan kesabaran.

Trust dan awareness itu dibangun secara gradual. Butuh orang liat brand lo berkali-kali sebelum mereka decide to buy. Ada konsep namanya “rule of 7” — orang perlu exposure 7 kali ke brand lo sebelum mereka ambil action.

Timeline yang Realistis

Bulan 1-3: Foundation Building

  • Bikin dan konsisten posting konten
  • Mulai bangun audience
  • Test berbagai jenis konten
  • Belum expect penjualan banyak

Bulan 4-6: Traction Phase

  • Audience mulai bertumbuh
  • Engagement naik
  • Penjualan mulai datang, meski belum banyak
  • Lo udah tau konten apa yang work

Bulan 7-12: Growth Phase

  • Audience established
  • Penjualan mulai konsisten
  • Brand recognition terbangun
  • Bisa mulai scale up

Ini generalitas ya, bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung banyak faktor. Tapi pointnya: jangan expect hasil langsung dalam seminggu atau sebulan.

Baca juga: 100+ Kata-kata Promosi Makanan Viral dan Menarik!

Yang Bisa Lo Lakukan Sambil Tunggu Hasil

  • Terus belajar dan improve: Ikut webinar, baca artikel, belajar dari yang udah berhasil
  • Eksperimen dengan konten: Coba format berbeda, topik berbeda
  • Engage dengan audience: Reply komen, jawab DM, bikin polling
  • Networking: Kenal dengan sesama pengusaha, bisa kolaborasi
  • Dokumentasi journey: Siapa tau ini jadi konten menarik nantinya

Bonus: Checklist Sebelum Mulai Marketing

Oke, setelah baca semua ini, here’s your checklist. Jangan mulai marketing sebelum lo centang semua ini:

✅ Profil pelanggan ideal udah jelas dan detail

✅ Riset kompetitor udah dilakukan dan dapat insight

✅ Unique value proposition (keunikan lo) udah teridentifikasi

✅ Platform sosmed atau channel marketing udah dipilih (fokus ke 1-2 aja dulu)

✅ Strategi konten udah direncanakan (mix educate, entertain, engage, promote)

✅ Budget marketing udah dialokasikan dengan jelas

✅ Cara pengukuran hasil udah ditentukan

✅ Mindset udah set untuk long game, bukan instant result

✅ Visual brand (logo, warna, font) udah konsisten

✅ Copy atau tulisan promosi udah dibuat dengan messaging yang jelas

Kalau ada yang belum kecentang, JANGAN DULU mulai marketing. Fix yang kurang dulu.

Persiapan Itu Separuh Kemenangan

Marketing yang efektif dimulai jauh sebelum lo posting pertama kali atau pasang iklan pertama. Fondasi yang kuat adalah kunci.

Banyak orang skip tahap persiapan ini karena excited dan mau langsung hasil. Tapi percaya deh, waktu yang lo invest sekarang untuk riset, planning, dan strategi akan save lo dari buang-buang duit dan waktu nanti.

Remember:

  • Kenali pelanggan lo lebih dulu sebelum promo
  • Kasih nilai dulu sebelum minta beli
  • Riset kompetitor biar lebih smart
  • Punya budget plan yang jelas
  • Sabar dan konsisten

Marketing itu marathon, bukan sprint. Yang konsisten, strategis, dan sabar yang menang di akhir.

Sekarang lo udah baca sampai sini, artinya lo serious pengen bikin marketing lo berhasil. Good! Sekarang action time. Kerjakan checklist di atas satu per satu. Jangan buru-buru.

Dan ingat: lebih baik telat start tapi dengan fondasi yang kuat, daripada cepat start tapi asal-asalan dan ujungnya buang-buang duit.

Selamat mempersiapkan marketing lo dengan benar! Lo pasti bisa! 

5/5 - (1 vote)

Sleman

Gunung Kidul

Bantul

Jogja

Bangkalan

Pamekasan

Banyuwangi

Bondowoso

Situbondo

Jember

Atambua

Kefamenanu

Kupang

Soe

Lembata

Adonara

Larantuka

Maumere

Ende

Nagekeo

Bolaang Mongondow

Tahunan

Tondano

Tomohon

Kota Mubago

Bitung

Gorontalo

Kolaka

Konawe Selatan

Tojo Una-una

Weda

Bacan

Weda

Tidore

Tobelo

Jailolo

Ternate

Tual

Tiakur

Tanimbar

Aimas

Papua

Raja Ampat

Sorong

Bintuni

Manokwari

Kaimana

Fakfak

Serui

Sentani