Dropshipper vs Reseller: Mana yang Lebih Untung?

Kalau kamu sering main di marketplace seperti Shopee, Tokopedia, atau Lazada, pasti pernah dengar istilah dropshipper dan reseller. Dua-duanya terlihat miripโ€”sama-sama jualan barang milik orang lainโ€”tapi kalau diteliti, caranya sangat berbeda.

Banyak orang yang baru mulai bisnis online sering bingung:

โ€œMending jadi dropshipper atau reseller ya?โ€

1. Apa Itu Dropshipper?

Dropshipper adalah orang yang menjual produk tanpa menyimpan stok barang.
Tugas dropshipper hanya memasarkan produk, lalu kalau ada yang beli, pesanan diteruskan ke supplier, dan supplier yang mengurus pengemasan serta pengiriman langsung ke pembeli.

Ciri khas dropshipper:

  • Modal awal nyaris nol karena tidak perlu beli stok.

  • Tidak repot mengurus gudang, packing, atau kurir.

  • Mengandalkan katalog dari supplier.

Contoh alur dropship di marketplace:

  1. Kamu membuat toko di Shopee.

  2. Kamu mengambil foto & deskripsi produk dari supplier (dengan izin).

  3. Pembeli order di tokomu โ†’ kamu menerima pembayaran.

  4. Kamu memesan barang itu ke supplier, mencantumkan alamat pembeli sebagai tujuan.

  5. Supplier mengirim barang atas nama tokomu (pakai fitur dropship di marketplace).

  6. Pembeli terima paket, mengira itu langsung dari tokomu.

Baca juga: 8 Langkah Kirim Dokumen yang Jarang Diketahui!

dropshipper reseller

2. Apa Itu Reseller?

Reseller adalah orang yang membeli barang dari supplier terlebih dahulu, menyimpan stok sendiri, lalu menjualnya kembali ke pembeli dengan harga yang lebih tinggi.

Ciri khas reseller:

  • Perlu modal awal untuk membeli stok.

  • Mengatur stok sendiri di rumah atau gudang.

  • Mengurus pengemasan dan pengiriman sendiri (atau lewat pihak ketiga).

Contoh alur reseller di marketplace:

  1. Kamu membeli 50 kaos dari supplier grosir dengan harga Rp30.000/pcs.

  2. Barang disimpan di rumah/gudang kamu.

  3. Pembeli order di Tokopedia โ†’ kamu packing dan kirim ke pembeli.

  4. Kamu atur sendiri harga jual, misalnya Rp50.000/pcs.

  5. Selisih harga jadi keuntunganmu (Rp20.000/pcs).

3. Perbedaan Utama Dropshipper vs Reseller

Aspek Dropshipper Reseller
Stok Barang Tidak punya stok, ambil dari supplier Punya stok sendiri
Modal Awal Nyaris nol Perlu modal beli stok
Pengiriman Supplier yang kirim ke pembeli Reseller kirim ke pembeli
Kontrol Barang Tidak bisa cek kualitas barang sebelum kirim Bisa cek barang sebelum dijual
Risiko Barang Hampir tidak ada (tidak ada stok) Ada risiko stok menumpuk jika tidak laku
Kecepatan Kirim Bergantung supplier Lebih cepat karena kirim sendiri
Margin Untung Biasanya lebih kecil Bisa lebih besar (atur harga sendiri)
Fleksibilitas Terbatas pada katalog supplier Bisa variasi produk sesuai stok

4. Contoh Nyata di Marketplace

Mari kita buat simulasi supaya gampang dibayangkan.

Contoh Dropshipper di Shopee

  • Nama Toko: Trendy Outfit Official

  • Produk yang Dijual: Hoodie Oversize

  • Modal Awal: Rp0

  • Harga Supplier: Rp70.000

  • Harga Jual di Shopee: Rp100.000

  • Langkah Kerja:

    1. Ambil foto & deskripsi dari supplier.

    2. Pasang di toko Shopee dengan markup Rp30.000.

    3. Pembeli order โ†’ dropshipper bayar ke supplier Rp70.000 (pakai alamat pembeli).

    4. Supplier kirim langsung ke pembeli.

    5. Dropshipper terima selisih Rp30.000 sebagai keuntungan.

Kelebihan:

  • Gampang mulai.

  • Tidak perlu ruang penyimpanan.

  • Cocok untuk tes pasar produk baru.

Kekurangan:

  • Tidak bisa kontrol kualitas barang.

  • Kalau supplier telat kirim, dropshipper yang kena komplain.

Baca juga: 9 Tips Kirim Barang via GoSend, GrabExpress, Lalamove

Contoh Reseller di Tokopedia

  • Nama Toko: GadgetHub ID

  • Produk yang Dijual: Earphone Bluetooth

  • Modal Awal: Rp3.000.000 (100 pcs)

  • Harga Grosir: Rp30.000/pcs

  • Harga Jual di Tokopedia: Rp55.000/pcs

  • Langkah Kerja:

    1. Beli stok 100 pcs dari supplier.

    2. Simpan di rumah/gudang.

    3. Pembeli order โ†’ reseller langsung packing & kirim.

    4. Untung per unit Rp25.000, total potensi untung Rp2.500.000 jika semua laku.

Kelebihan:

  • Kontrol penuh atas kualitas & stok.

  • Bisa kirim cepat (same day).

  • Bebas atur strategi diskon & bundling.

Kekurangan:

  • Perlu modal awal.

  • Risiko stok menumpuk kalau penjualan lambat.

dropshipper reseller

5. Plus Minus Masing-Masing Model

Dropshipper

Plus:

  • Modal kecil, cocok untuk pemula.

  • Bisa jual banyak jenis produk tanpa takut stok mati.

  • Fleksibel, bisa dikerjakan dari mana saja.

Minus:

  • Kecepatan & kualitas tergantung supplier.

  • Margin keuntungan kecil.

  • Tidak semua supplier menyediakan fitur dropship di marketplace.

Reseller

Plus:

  • Kontrol penuh atas barang & pengiriman.

  • Potensi untung lebih besar.

  • Bisa membangun brand sendiri.

Minus:

  • Perlu modal & tempat penyimpanan.

  • Risiko rugi kalau stok tidak laku.

  • Perlu manajemen stok & logistik.

6. Tips Memilih: Dropshipper atau Reseller?

  • Kalau kamu baru mulai, minim modal, dan ingin tes pasar:
    Mulai dari dropshipper. Fokus belajar cara jualan, riset pasar, dan bangun toko.

  • Kalau kamu punya modal, ingin kontrol penuh, dan yakin barangnya laku:
    Jadi reseller. Keuntungan lebih besar dan fleksibilitas lebih tinggi.

  • Gabungan Strategi:
    Mulai dari dropship untuk tes pasar โ†’ kalau produknya laku, jadi reseller untuk produk itu.

7. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  1. Tidak cek reputasi supplier
    โ†’ Bisa bikin toko kamu kena bintang 1 karena kiriman lama atau barang jelek.

  2. Tidak memperhitungkan biaya admin marketplace
    โ†’ Ingat, Shopee, Tokopedia, dll. memotong biaya admin dari penjualan.

  3. Salah menentukan harga jual
    โ†’ Jangan terlalu murah sampai rugi, tapi juga jangan terlalu mahal.

  4. Tidak update stok
    โ†’ Untuk dropship, selalu cek stok supplier agar tidak menjual barang yang sudah habis.

Baca juga: Fulfillment Service: Kunci Pengiriman Super Cepat

8. Dropshipper vs Reseller

Baik dropshipper maupun reseller punya peluang sukses di marketplace. Perbedaannya terletak pada modal, kontrol barang, dan risiko.

  • Dropshipper: minim modal, minim risiko, tapi margin kecil dan kontrol rendah.

  • Reseller: butuh modal, risiko stok, tapi margin dan kontrol lebih besar.

Kalau kamu pintar memanfaatkan kelebihan masing-masing model, keduanya bisa menghasilkan pendapatan yang menjanjikan. Bahkan banyak penjual sukses memulai dari dropshipper lalu beralih jadi reseller ketika sudah paham pasarnya.

Rating

Sleman

Gunung Kidul

Bantul

Jogja

Bangkalan

Pamekasan

Banyuwangi

Bondowoso

Situbondo

Jember

Atambua

Kefamenanu

Kupang

Soe

Lembata

Adonara

Larantuka

Maumere

Ende

Nagekeo

Bolaang Mongondow

Tahunan

Tondano

Tomohon

Kota Mubago

Bitung

Gorontalo

Kolaka

Konawe Selatan

Tojo Una-una

Bacan

Weda

Tidore

Tobelo

Jailolo

Ternate

Tual

Tiakur

Tanimbar

Seram

Papua

Raja Ampat

Sorong

Bintuni

Manokwari

Kaimana

Fakfak

Serui

Sentani

Wamena