Kalau ngomongin digital marketing, banyak orang langsung mikirnya ke iklan Instagram, SEO, bikin konten TikTok, atau pasang Google Ads. Padahal, ada satu hal yang wajib banget dilakukan sebelum semua itu: riset pasar.
Tanpa riset pasar, semua strategi digital marketing bisa jadi cuma buang waktu dan buang uang. Ibaratnya, kamu lagi mancing tapi nggak tahu ikannya ada di mana, jadi asal lempar kail. Bisa dapet sih, tapi kemungkinan besar zonk.
Table of Contents
ToggleKenapa Riset Pasar Itu Penting?
Sebelum ngomongin cara, kita harus ngerti dulu kenapa sih riset pasar penting banget?
Bayangin kamu jualan kopi kekinian. Tanpa riset, kamu mungkin langsung bikin akun Instagram, pasang foto-foto keren, terus bikin iklan. Tapi, ternyata targetmu salah: yang follow malah anak-anak SMP yang belum bisa nongkrong di kafe. Akhirnya? Banyak like, tapi nggak ada yang beli.
Nah, kalau kamu riset dulu, kamu bakal tahu:
- Siapa target audiensmu (umur, minat, lokasi)
- Apa masalah mereka yang bisa kamu pecahkan
- Di mana mereka nongkrong online (IG, TikTok, LinkedIn, atau platform lain)
- Siapa pesaingmu dan gimana cara mereka promosi
- Strategi apa yang paling pas buat masuk ke pasar
Jadi intinya: riset pasar bikin semua usaha digital marketing jadi lebih tepat sasaran.
Baca juga: Panduan Lengkap Live TikTok untuk Meningkatkan Omset Penjualan
Cara Riset Pasar Digital Marketing (Step by Step)
Oke, sekarang masuk ke bagian seru: gimana sih cara riset pasar yang bener tapi tetap santai? Yuk, kita bedah langkah-langkahnya.
1. Tentuin Tujuan Riset
Pertama-tama, kamu harus tahu dulu apa tujuanmu. Jangan sampai risetmu melebar ke mana-mana.
Beberapa contoh tujuan riset:
- Cari tahu siapa target customer ideal
- Lihat tren yang lagi hot di industrimu
- Analisis pesaing (biar nggak salah strategi)
- Menentukan platform digital marketing paling efektif
Kalau tujuannya jelas, nanti risetmu jadi lebih fokus.
2. Identifikasi Target Audience
Ini bagian paling krusial. Kamu harus tahu jelas siapa yang mau kamu sasar.
Buat gampangnya, kamu bisa bikin buyer persona alias โkarakter imajinerโ yang mewakili pelanggan idealmu.
Contoh buyer persona:
- Nama: Rina, 25 tahun
- Lokasi: Jakarta
- Profesi: Karyawan startup
- Hobi: Nongkrong di kafe, traveling
- Masalah: Suka ngopi tapi pengen yang affordable dan bisa dipesan online
Dengan buyer persona kayak gini, kamu jadi tahu harus bikin konten kayak apa, di mana harus pasang iklan, bahkan gimana gaya bahasamu di media sosial.
3. Analisis Kompetitor
Setelah tahu targetmu, sekarang intip pesaing. Jangan salah, ini bukan buat nyontek, tapi buat belajar dan cari celah.
Beberapa hal yang bisa kamu analisis:
- Website mereka (SEO, desain, fitur)
- Media sosial (konten apa yang banyak engagement)
- Review pelanggan (apa yang disukai dan dikeluhkan)
- Harga dan penawaran
Tools yang bisa dipakai:
- SimilarWeb (buat lihat traffic website pesaing)
- Social Blade (pantau perkembangan media sosial pesaing)
- SEMRush / Ahrefs (analisis SEO dan keyword)
Dari sini, kamu bisa tahu kekuatan dan kelemahan pesaing. Nah, kelemahan merekalah yang bisa jadi peluang buat bisnismu.
4. Cari Data Pasar Secara Online
Digital marketing enaknya, data melimpah banget! Kamu bisa gali banyak insight dari internet.
Beberapa sumber gratis yang bisa kamu pakai:
- Google Trends โ buat tahu tren pencarian yang lagi naik
- Keyword Planner (Google Ads) โ lihat volume pencarian keyword
- TikTok Creative Center โ cek tren konten yang lagi viral
- Instagram Insights โ kalau udah punya akun bisnis, bisa lihat siapa aja audiensmu
Misalnya, kamu jual skincare lokal. Dengan Google Trends, kamu bisa lihat kalau kata kunci โsunscreen untuk kulit berminyakโ lagi naik. Nah, ini bisa jadi ide konten sekaligus produk yang dipromosikan.
Baca juga: 100 Kata Promosi S3 Marketing Super Ampuh
5. Gunakan Survei dan Feedback
Kadang data online aja nggak cukup. Cara paling sederhana ya tanya langsung ke calon pelanggan.
Kamu bisa bikin:
- Survei online (pakai Google Form)
- Polling di Instagram Story
- Q&A di TikTok Live
Pertanyaan yang bisa ditanyakan misalnya:
- Apa masalah utama yang kamu alami terkait [produk/jasa]?
- Apa hal yang bikin kamu males beli online?
- Produk kayak apa yang kamu harap ada di pasaran?
Dengan cara ini, kamu dapat insight langsung dari target pasar, bukan tebak-tebakan.
6. Manfaatkan Data Internal
Kalau kamu udah jalanin bisnis, jangan lupa gali data dari dalam.
Cek data seperti:
- Barang apa yang paling banyak dibeli
- Halaman website mana yang paling sering dikunjungi
- Konten apa yang paling banyak like dan share
Data internal ini bisa ngasih gambaran nyata soal perilaku pelangganmu sendiri.
7. Analisis Customer Journey
Setelah semua data terkumpul, coba petakan perjalanan customer dari kenal produkmu sampai akhirnya beli.
Biasanya ada 5 tahap:
- Awareness (kenal produkmu lewat iklan/konten)
- Interest (mulai kepo dan cek lebih lanjut)
- Consideration (banding-bandingin dengan kompetitor)
- Purchase (akhirnya beli)
- Loyalty (jadi pelanggan setia)
Dengan tahu perjalanan ini, kamu bisa bikin strategi konten yang pas di tiap tahap. Misalnya, di tahap awareness bikin konten edukasi, sementara di tahap purchase kasih promo menarik.
8. Dokumentasi dan Action Plan
Riset pasar nggak ada gunanya kalau datanya cuma disimpan di laptop.
Kamu harus bikin laporan singkat dan rencana aksi.
Misalnya:
- Target audiens utama: perempuan 20โ30 tahun, tinggal di kota besar, aktif di Instagram & TikTok
- Kompetitor utama: Brand X (kuat di harga), Brand Y (kuat di packaging)
- Strategi: Fokus bikin konten edukasi skincare di TikTok + promo bundling di Instagram Ads
Dengan begitu, tim (atau kamu sendiri) jadi jelas arah mainnya.
Tips Biar Riset Pasar Lebih Efektif
- Jangan kebanyakan teori, langsung praktek aja!
- Update terus data, karena tren digital marketing bisa berubah cepat
- Gabungkan data kuantitatif & kualitatif, jadi lebih komplit
- Belajar dari audiens, karena merekalah yang paling tahu apa yang mereka mau
Baca juga: Iklan di Tokopedia: Worth it kah di Tahun 2025?
Riset Pasar Itu Kunci, Bukan Beban
Banyak orang mikir riset pasar itu ribet dan makan waktu. Padahal, kalau dilakukan dengan benar, hasilnya bisa bikin strategi digital marketingmu lebih efisien, hemat biaya, dan pastinya lebih cuan.
Anggap aja riset pasar itu kayak Google Maps buat bisnismu. Tanpa peta, kamu bisa nyasar. Dengan peta, perjalananmu jadi lebih jelas, lebih cepat, dan sampai ke tujuan dengan selamat.
Jadi, sebelum kamu buang duit buat iklan atau bikin konten tiap hari, luangin waktu buat riset pasar dulu. Percaya deh, hasilnya bakal jauh lebih manis!ย