Di era digital seperti sekarang ini, kita sering mendengar istilah digital marketing, iklan Google, promosi lewat media sosial, dan sejenisnya. Namun, tahukah kamu bahwa iklan konvensional masih tetap eksis dan bahkan banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia? Meskipun perkembangan teknologi sudah sangat pesat, kenyataannya bentuk-bentuk iklan tradisional ini masih dianggap efektif dalam menjangkau masyarakat luas, terutama di wilayah-wilayah yang belum terlalu tersentuh digitalisasi.
Table of Contents
Toggle1. Iklan Televisi
Siapa yang tidak pernah menonton iklan di televisi? Meskipun generasi muda saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di YouTube atau TikTok, televisi masih menjadi media utama di banyak rumah tangga di Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan pinggiran kota.
Mengapa masih digunakan?
- Jangkauan sangat luas.
- Memberikan kombinasi audio-visual yang menarik.
- Membangun citra merek (brand image) secara efektif.
Contoh:
- Iklan sabun Lifebuoy yang menampilkan narasi edukatif tentang cuci tangan.
- Iklan Indomie dengan lagu khas dan gaya hidup anak muda.
- Iklan produk susu seperti Dancow yang menyentuh emosi keluarga.
Baca juga: Peran Penting Logistik dalam Bisnis E-Commerce
2. Iklan Radio
Meskipun tampak kuno bagi sebagian orang, iklan radio masih efektif, terutama di kota-kota kecil dan daerah pedesaan di mana radio masih menjadi sumber hiburan dan informasi utama.
Keunggulan iklan radio:
- Biaya lebih murah dibandingkan TV.
- Bisa menyasar segmen tertentu (misalnya ibu rumah tangga atau supir angkot).
- Cocok untuk pengingat merek atau promosi lokal.
Contoh:
- Iklan promo diskon minimarket lokal seperti Alfamart dan Indomaret.
- Jingle iklan layanan masyarakat dari pemerintah daerah.
3. Iklan Cetak (Koran dan Majalah)
Media cetak memang mengalami penurunan jumlah pembaca, tetapi di Indonesia, koran lokal dan nasional masih dibaca oleh banyak orang, terutama di instansi pemerintahan, sekolah, dan kalangan pebisnis.
Kelebihan iklan cetak:
- Memberikan kesan profesional dan kredibel.
- Mudah disimpan dan dibaca ulang.
- Cocok untuk promosi properti, lowongan kerja, atau pengumuman resmi.
Contoh:
- Iklan proyek perumahan di harian Kompas atau Jawa Pos.
- Iklan lowongan kerja dari BUMN di Media Indonesia.
- Promo produk otomotif di majalah Otomotif atau Motor Plus.
4. Billboard dan Baliho
Billboard atau baliho raksasa adalah bagian dari kehidupan kota-kota besar. Hampir setiap jalan utama di Jakarta, Surabaya, Medan, atau Bandung pasti dihiasi dengan papan iklan berukuran besar yang mencuri perhatian.
Kelebihan media luar ruang:
- Tampilan visual yang mencolok.
- Terpasang 24 jam sehari.
- Meningkatkan brand awareness secara cepat.
Contoh:
- Iklan rokok Djarum Super atau Sampoerna Mild.
- Billboard promosi smartphone Samsung atau Oppo.
- Baliho event musik besar seperti Synchronize Festival.
5. Spanduk dan Banner
Berbeda dengan billboard yang besar dan mahal, spanduk dan banner adalah bentuk iklan konvensional yang sederhana namun tetap efektif, terutama di level UMKM dan bisnis lokal.
Baca juga: 100 Kata Promosi S3 Marketing Super Ampuh
Kelebihan:
- Biaya murah.
- Cepat diproduksi dan fleksibel penempatannya.
- Cocok untuk promosi lokal dan event terbatas.
Contoh:
- Spanduk โGrand Openingโ warung makan atau minimarket.
- Banner diskon 50% di depan toko pakaian.
- Spanduk promo rumah subsidi dari developer lokal.
6. Brosur dan Pamflet
Meskipun banyak orang langsung membuang brosur yang dibagikan di jalan, jangan salahโstrategi ini masih dianggap efektif, terutama dalam event seperti pameran, kampus expo, atau promosi properti.
Keunggulan brosur:
- Memberikan informasi detail.
- Mudah dibagikan langsung kepada target pasar.
- Bisa dibawa pulang dan dibaca ulang.
Contoh:
- Brosur katalog motor dari dealer Yamaha atau Honda.
- Pamflet kursus bahasa Inggris atau bimbel di kampus.
- Brosur penawaran perumahan dengan DP ringan.
7. Iklan di Transportasi Umum
Satu lagi bentuk iklan konvensional yang tidak boleh dilupakan adalah iklan di transportasi umum. Ini bisa dalam bentuk stiker di dalam kendaraan, poster, atau bahkan branding penuh di badan kendaraan.
Keunggulan:
- Mobilitas tinggi (iklan ikut berpindah).
- Jangkauan luas dan berulang.
- Cocok untuk kampanye sosial atau brand awareness.
Contoh:
- Iklan e-commerce seperti Tokopedia atau Shopee di badan bus TransJakarta.
- Poster kampanye kesehatan di dalam kereta KRL.
- Branding penuh di taksi Blue Bird oleh operator telekomunikasi.
8. Iklan Stiker di Kendaraan Pribadi dan Ojol
Jenis iklan ini mulai marak digunakan karena menawarkan biaya rendah namun cakupan visual yang cukup luas. Stiker iklan ditempelkan pada kendaraan pribadi, terutama mobil, atau di motor yang digunakan oleh driver ojek online (ojol).
Keunggulan:
- Biaya rendah untuk perusahaan.
- Memberikan penghasilan tambahan bagi pemilik kendaraan.
- Bergerak secara dinamis di berbagai wilayah kota.
Contoh:
- Stiker iklan produk makanan ringan atau minuman di motor driver ojol.
- Iklan startup fintech atau aplikasi baru di pintu mobil pribadi.
- Kampanye promosi film baru melalui kendaraan dengan desain stiker mencolok.
Baca juga: Pilihan Metode Pembayaran Populer 2025
Kenapa Iklan Konvensional Masih Relevan?
Meskipun kita hidup di era digital, ada beberapa alasan kuat mengapa iklan konvensional masih banyak digunakan:
- Segmentasi Pasar yang Beragam: Tidak semua masyarakat Indonesia aktif di internet, terutama di daerah rural.
- Kebiasaan Konsumsi Media: Generasi tua masih mengandalkan TV, radio, dan koran sebagai sumber informasi utama.
- Efek Visual dan Emosional: Beberapa media konvensional (seperti TV dan billboard) punya kekuatan dalam menyampaikan pesan emosional dan visual secara kuat.
- Kredibilitas: Media konvensional dianggap lebih terpercaya oleh sebagian masyarakat.
Dunia Periklanan Iklan Konvensional
Iklan konvensional bukanlah sesuatu yang kuno dan usang. Justru, jika digunakan dengan strategi yang tepat dan dikombinasikan dengan media digital, hasilnya bisa sangat efektif. Perusahaan-perusahaan di Indonesia memahami pentingnya menjangkau semua lapisan masyarakat, dan karenanya mereka tetap mengalokasikan anggaran iklan untuk media iklan konvensional.
Jadi, lain kali kamu melihat iklan di TV, membaca brosur di mal, atau menatap billboard besar di jalan tol, ingatlah bahwa semua itu masih menjadi bagian penting dari strategi pemasaran perusahaan besar maupun kecil di Indonesia.
Selamat beriklan, baik secara digital maupun konvensional!